Aku Saja Yang Pergi
Suara
motor berhenti di depan rumah, aku berlari ke depan menengok siapa yang pulang,
yeiii.... akhirnya dia pulang, aku berlari mendekat, dia tersenyum gembira,
menggendongku dan mengelusku. Aku bertanya apa yang kau bawa di plastik hitam
itu, dia menurunkan ku dan berjalan masuk rumah.
Aku
mengikutinya, dan penasaran apa yang di bawanya, apakah mekanan? Aku berharap
begitu, dia masuk kamar dan menutup pintunya sebelum aku ikut masuk, aku
menunggunya di depan pintu, saat keluar aku mengikutinya kemana-mana, dia
meletakkan plasti itu, aku mendkat dan melihat apa yang ada di dalamnya.
Ohh..
snack, aku mau, akau mau !!, aku mengeong-ngeong memintanya membuka snack itu,
dia paham apa yang aku mau, membuka snack dan menyuapi ku. Kita makan bersama
dan bercengkerama. Majikan yang baik dan sepenuhnya menyayangiku, aku kucing
yang beruntung.
Seharian
kami main bersama, aku melihat kucing lain lewat, aku hendak mengejarnya, tapi
majikanku langsung menyomot tubuhku dan dipeluknya, jangan pergi !, jangan
pergi kemana-mana !, ahh... ayolah aku juga butuh teman sesama kucing. Dia
memeluk ku erat enggan melepasnya.
Malam
ini, aku ingin jalan-jalan keluar rumah, semua pintu di tutup, aku mengeong
minta di bukakan pintu, stop ! gak boleh keluar !, ayo tidur, dan jalan-jalan
besok pagi ?!, tapi aku ini aktif di malam hari, sepertinya beberapa hari ini
si majikan lebih protektif padaku.
Kami
berpelukan di tempat tidur yang empuk dan hangat, tiba-tiba sesuatu terjadi,
hey.. kenapa menangis ?!! dia mentapku dengan guyuran air mata. Ada apa lagi
dengannya ? mungkin ingat orang tuanya lagi, aku harus tetap di sampingnya.
“Jangan pergi, jangan pernah pergi kemanapun,
jangan pergi dari dunia ini, jangan pernah pergi meninggalkan ku, kalau harus
ada yang pergi, akulah yang harus pergi lebih dulu, jangan biarkan aku merasa
di tinggalkan lagi” suaranya
bergetar sembari menangis sesenggukan. “Meowng”
majikan ku yang malang, aku paham tentang dia.
Dia
tidak punya teman untuk berbagi cerita selain aku, kucing lucu yang senantiasa
menemaninya, di usianya kini harusnya dia punya sesorang untuk membantunya
menjalani hidup, tapi sampai kini tak satupun lelaki yang mendekatinya.
Aku
berlari menuju rumah, mungkin dia sudah pulang, aku masuk rumah dan mendapatinya
sedang murung, “Meowng !!” aku
mendekatinya, dia tersenyum dan memelukku, seakan-akan tanpaku dia tidak bisa
tersenyum, aku bertingkah lucu agar membuatnya tertawa.
Hari
ini, aku merasa aneh pada tubuhku, tak seperti biasanya, mungkin aku sakit.
Atau aku salah makan tadi, tubuhku lemas, mataku mengantuk, aku tersentak kaget
dia mengangkatku, oh ternyata aku ketiduran. “kenapa kamu jadi ringan begini ?” dia menimbang-nimbangku dengan
tangganya, oh mungkin aku agak kurusan, atau aku kurang makan, tapi aku sedang
tidak nafsu makan.
Tubuhku
semakin lemah saja, mataku bertambah berat, sepertinya aku sakit, aku ingat
kata-kata majikan malam itu, aku tidak boleh pergi meninggalkannya, kalau ada
yang pergi majikanku lah yang harus pergi dulu.
Aku
merasa ada yang aneh, mataku terasa berat dan mengantuk, aku mengeong-ngeong
pada majikanku, seandainya aku yang pergi apa dia akan baik-baik saja ? dia
sudah merasakan banyak di tinggalkan, aku punya firasat buruk.
“Jika ada yang pergi, akulah yang
harus pergi, selemah apapun kamu, masih bisa merawat dan menjalani hidupmu,
tapi jika aku yang kau tinggalkan, bagaimana aku bisa bertahan hidup? Aku tidak
bisa membeli makanan, aku tidak punya tempat tinggal lagi, mungkin manusia akan
membuangku atau memukul ku, jika aku mengambil makanannya, aku benar-benar
tidak bisa menjalani hidupku tanpa majikan spertimu”. Ngeonganku
semakin lirih, dia memelukku erat, mengelusku dan menciumiku, aku yang akan
meninggalkan, dan untuk yang di tinggalkan, tetaplah bertahan seberat apapun
hidup ini, manusia adalah makhluk yang sempurna bisa melakukan apapun yang dia
mau, aku hanya seekor kucing yang tidak semua manusia menyukai keberadaanku.
Aku
mencari tempat yang tersembunyi, tempat yang gelap dan sempit. Mungkin dia akan
mencariku, tapi aku tidak bisa terlihat begini di depan manusia. Semoga saat
dia menemukan ku, aku tidak membuatnya bersedih hati.
#Yogyakarta_29/10/2017