Krisis
Interaksi Sosial di Balik Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi semakin
pesat, teknologi selalu maju dan dieluh-eluhkan sebagian ilmuan. Bagaimana
terus menciptakan dan mengembangkan teknologi secanggih mungkin yang bisa
mempermudah pekerjaan manusia bahkan menggantikan pekerjaan manusia. Namun
apabila laju teknologi tak bisa dikontrol kemungkinan besar akan malah menjadi
bumerang bagi manusia itu sendiri. Banyak sudah berbagai teknologi yang merubah
drastis kehidupan sosial masyarakat.
Sekarang ini remaja tumbuh ditengah
hebatnya perkembangan teknologi dari berbagai bidang. Teknologi komunikasi
misalnya, gadget canggih bermunculan seakan terus menerus memenuhi keinginan
masyarakat dalam memenuhi kepuasannya.
Contoh nyata setiap orang mulai membentengi diri dari ranah sosial akibat
gadget. Disuatu tempat dimana beberapa remaja berkumpul bersama teman-temannya
namun tidak terjadi interaksi sosial satu sama lain, kebanyakan dari mereka
merupakan generasi merunduk, yang dimaksudkan merunduk adalah kesibukan mereka
dengan smartphone masing-masing.
Lain dari perkumpulan lain lagi
dalam suatu forum atau kelas, sekarang ini orang-orang akan lebih memilih
bertanya pada smartphone nya ketimbang pada orang lain. Guru dikelas tak lagi
terlalu diperhatikan, bingung atau tidak paham siswa akan bertanya pada
smartphone tanya mbah google kalimat kerennya. Untuk orang yang mungkin berada
dijalan baru atau menuju suatu tempat yang mungkin belum pernah dikunjungi,
apabila menemui kebingungan atas jalan mana yang harus dilalui orang akan
bertanya pada seseorang yang kebetulan dipinggir jalan sehingga terjadilah
interaksi sosial. Namun sekarang sudah berbeda, menjadi lebih singkat dengan bertanya
pada smartphone atau google maps.
Dibalik
segala kemudahan yang disuguhkan teknologi komunikasi ada beberapa hal yang dilupakan
dan mulai ditinggalkan. Orang-orang yang semula berkumpul untuk membicarakan
sesuatu, malah menjadi kumpulan sunyi yang anggotanya merupakan generasi
merunduk. Saat berjalanpun kini orang-orang sudah tidak perduli lagi dengan
keadaan sekitar, mereka akan merunduk mengoperasikan smartphone nya, sehingga
tidak sadar ada orang jatuh atau orang yang menyapanya karena smartphone yang
mengalihkan perhatiannya dari keadaan sekitar.
Orang
sudah jarang saling menyapa dijalan, dibeberapa tempat bahkan setiap orang
tidak lagi mengenal para tetangga rumahnya. Para anggota keluargapun semakin
kehilangan waktu kebersamaan dengan keluarganya, karena kesibukan masing-masing
sang Ayah sibuk dengan laptopnya, Ibu sibuk dengan smartphone yang menyajikan
banyak resep makanan, dan anak-anak yang bermain game dari smartphone miliknya.
Komunikasi antar keluargapun semakin senggang, ayah tidak lagi berbicara
tentang aturan-aturan keluarga, ibu tak lagi membahas soal keuangan, dan
anak-anak yang tidak banyak bertanya ini itu kepada orang tuanya, karena
dialihkan oleh peran smartphone.
Seakan orang lebih membutuhkan
teknologi yang ada ketimbang dengan manusia lain. Meski sejatinya manusia tidak
bisa hidup tanpa manusia lain, mungkin sekarang ini kata-katanya sudah berubah
kebanyakan orang tidak bisa hidup dengan teknologi, orang lebih memilih
ketinggalan dompet ketimbang ketinggalan smartphone nya. Daripada berkumpul
dengan orang-orang dalam suatu pesta atau acara sosial, orang akan lebih senang
sibuk dengan smartphone nya. Kini orang melakukan interaksi sosial via media
sosial yang merupakan kelebihan dari teknologi komunikasi, orang dengan jarak
jauh akan dapat terhubung satu sama lain melalui media sosial.
Terlepas dari interaksi sosial yang
dilakukan melalui media, kembali pada hakikat manusia yang membutuhkan manusia lain, interaksi
sosial yang dulu kita pelajari bukan seperti yang sekarang ini sedang terjadi.
Manusia berinteraksi sosial dengan bertemu secara langsung dan ada kedekatan
secara fisik, barulah interaksi sosial itu terjadi. Namun canggihnya teknologi
merubah kedekatan menjadi lebih mudah tanpa harus berada ditempat yang sama. Contohnya
video call, meski tidak berada ditempat yang sama namun masing-masing orang
dapat saling melihat secara langsung.
Kelihatannya
adalah baik saat teknologi mampu memberikan kemudahan, namun dibalik segala
kemudahan itu ada hal-hal lain yang menjadikan masyarakat dijaman ini semakin
tidak perduli dengan keadaan sekitar. Melemahnya interaksi sosial secara
langsung, dengan berada ditempat yang sama dan dengan kedekatan fisik. Istilah
yang dapat disebut adalah teknologi komunikasi mendekatkan yang jauh dan
menjauhkan yang dekat. Orang lebih sibuk curhat pada teman media sosialnya
daripada dengan teman sebangkunya.
Saat
kejadian seperti ini terus berlangsung, kemungkinan dibeberapa tahun kedepan
orang tidak akan lagi keluar rumah untuk berkegiatan, bahkan untuk keluar dari
kamarnya. Manusia akan diam ditempat memegang satu teknologi yang dapat
digunakan untuk mewakili pekerjaannya. Jika dibayangkan memang menyenangkan
manusia tidak perlu lagi bergerak melakukan berbagai pekerjaan, namun apakah
ini akan berjalan dengan baik ? mungkin manusia sudah kehilangan hakikatnya
sebagai manusia, atau manusia akan digantikan dengan robot.